Minggu, 12 Mei 2013

SISWA BERMASALAH



Siswa Bermasalah

Siswa yang bermasalah membutuhkan perhatian yang khusus mengenai permasalahannya, oleh karena itu Bimbingan Konseling (BK) bertugas melakukan pengarahan kepada siswa untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang ada. Keterbatasan pembimbing konseling di SMP/SMA yang terdiri dari tiga orang menjadi permasalahan dalam kegiatan memantau kegiatan siswa. Guru BK masih kesulitan dalam menangani masalah yang ada karena tugas guru BK tidak hanya memberikan konseling terhadap siswa tetapi juga mengajar dan tugas-tugas lainnya. Pihak BK membutuhkan alat bantu untuk meringankan tugas guru BK yang awalnya dilakukan secara manual yaitu dengan mencatat seluruh kejadian atau masalah siswa kedalam buku dan melakukan perhitungan secara manual. Dengan alat bantu ini, tugas guru BK akan sedikit berkurang terutama dalam memantau kegiatan siswa serta merekapitulasi hasil monitoring siswa.
Kriteria dalam menentukan siswa bermasalah meliputi nilai akademik, pelanggaran tata tertib sekolah serta permasalahan diluar sekolah. Kriteria ini akan memberikan bobot penilaian tiap siswa yang nantinya dihitung dengan metode tertentu sehingga menghasilkan data mengenai siswa yang bermasalah. Metode untuk menentukan data tersebut bisa dilakukan dengan metode Certainty Factor. Metode Certainty Factor merupakan metode yang bersifat akurat yaitu dengan menghitung probabilitas tingkat keyakinan dan ketidakyakinan terhadap sebuah fakta (Budhi, 2008). Metode Certainty Factor hanya menghitung dua data saja dalam setiap perhitungan sehingga keakuratan informasi dapat terjaga.
SMS atau Short Messaging Services merupakan salah satu bentuk informasi yang disampaikan ke handphone dengan penyampaian informasi yang mudah, efisien, realtime dan jangkauan luas serta relatif lebih murah (Wahidin, 2010). Teknologi ini dapat dimanfaatkan sebagai media layanan kepada orang tua dalam memantau perkembangan anaknya di sekolah. Pada penelitian sebelumnya, teknologi berbasis SMS gateway ini masih belum diterapkan, oleh karena itu peneliti berniat untuk mengaplikasikan teknologi SMS gateway sebagai proses komunikasi antara sekolah dan orang tua, agar proses monitoring menjadi lebih efektif.






LANDASAN TEORI
Monitoring
Monitoring (pemantauan) merupakan sebuah proses penaksiran atau penilaian kualitas kinerja sistem dari waktu ke waktu. Pemantauan ini dilakukan secara berkelanjutan sejalan dengan kegiatan usaha yang mencakup kegiatan sehari hari (Tampubolon, 2005). Pengawasan adalah pengendalian yang dilakukan dengan melaksanakan pemeriksaan, penilaian kemampuan, meningkatkan dan menyempurnakan, baik manajemen maupun bidang operasionalnya (Rusyani, 1997). Penggunaan sistem monitoring bertujuan untuk dapat mengontrol, mengawasi serta mengecek sejumlah aktivitas yang telah dilakukan (Tan, 2010).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa monitoring adalah proses pengumpulan informasi secara berkelanjutan dengan tujuan untuk dapat mengawasi kegiatan yang telah dilakukan guna meningkatkan dan menyempurnakan tujuan yang akan dicapai.

Siswa Bermasalah
Seorang siswa diketegorikan sebagai siwa yang bermasalah apabila ia menunjukkan gejala-gejala penyimpangan dari perilaku yang lazim dilakukan oleh siswa pada umumnya baik penyimpangan perilaku yang sederhana seperti: mengantuk, suka menyendiri atau terlambat datang maupun penyimpangan yang bersifat ekstrim seperti: membolos, memeras ataupun tidak sopan kepada orang lain juga kepada gurunya. Bentuk masalah yang dihadirkan siswa dapat dibagi menjadi dua sifat yaitu, sifat regresif antara lain: pemalu, penakut, mengantuk, tidak mau sekolah dan sifat agresif antara lain: berbohong, membuat onar, memeras, beringas dan perilaku-perilaku lain yang bisa menarik perhatian orang lain (Mustaqim, 2003).
Secara garis besar pangkal persoalan masalah-masalah siswa dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1.    Internal
Sebab-sebab internal adalah masalah yang berpangkal dari kondisi siswa itu sendiri. Hal ini bisa bermula dari adanya kelainan fisik seperti: gemuk, cacat lahir, maupun psikis yang merupakan kelainan yang terjadi pada kemampuan berpikir (kecerdasan) seorang siswa.
2.    Eksternal
Sebab-sebab internal adalah masalah yang hadir dari luar siswa. Sebab-sebab eksternal berpangkal dari keluarga, pergaulan, salah asuh atau pengalaman hidup yang tidak menyenangkan.

Monitoring Siswa Bermasalah
Siswa yang bermasalah mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, mereka harus dipahami mengenai latar belakang masalahnya, bentuk-bentuk masalahnya sekaligus teknik-teknik penangananya (Mustaqim, 2003). Monitoring / pengawasan mempunyai peran sebagai pengendali keberhasilan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengendali disini berupa kepastian pelaksanaan kependidikan, penilaian dan penelaah fakta kegiatan, koreksi dan motivasi rencana agar sejalan dengan perubahan yang mungkin terjadi (Rusyani, 1997).
Monitoring siswa bermasalah adalah proses pengawasan seluruh kegiatan siswa dengan tujuan untuk mencegah terjadinya penyimpangan penyimpangan yang mempengaruhi tujuan kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian pihak sekolah khususnya Bimbingan Konseling secara dini bisa mengambil tindakan terbaik untuk mengatasi penyimpangan tersebut agar tidak terjadi penyimpangan yang lebih luas.

Penelitian Terdahulu
Pada penelitian terdahulu, kegiatan memonitoring siswa yang melakukan pelanggaran masih belum bisa dijangkau oleh orang tua / wali murid dikarenakan masih terbatas pada pihak sekolah. Setiap kegiatan siswa di sekolah perlu diinformasikan kepada orang tua / wali murid sebagai bahan pertimbangan untuk mendidik anak dirumah. Untuk memberikan semua informasi yang diperlukan orang tua / wali murid membutuhkan suatu sarana untuk mengakomodasi penyampaian informasi secara mudah dan cepat. Banyak sarana untuk penyampaian informasi seperti surat, e-mail dan sebagainya. Salah satu sarana yang mudah dan cepat yaitu dengan mengintegrasikan SMS gateway dalam sistem monitoring hal ini dikarenakan SMS dapat menjangkau hampir seluruh daerah sehingga hasil informasi dapat segera tersampaikan dan proses monitoring dapat berjalan efektif karena adanya komunikasi antara pihak sekolah dan orang tua.

Certainty Factor
Faktor kepastian (Certainty Factor) diperkenalkan oleh Shortlife Buchanan dalam pembuatan MYCIN. Certainty Factor (CF) merupakan nilai parameter klinis yang diberikan MYCIN untuk menunjukkan besarnya kepercayaan. Certainty Factor menurut Giarrantano dan Riley dalam Kusrini (2008:15) didefinisikan sebagai berikut :
..... (1)
Dimana:
CF (H,E)              :              Certainty Factor dari hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala(evidence) E. Besarnya CF berkisar antara -1 sampai dengan 1. Nilai -1 menunjukkan ketidakpercayaan mutlak, sedangkan 1 menunjukkan kepercayaan mutlak.
MB(H,E)              :              Ukuran kenaikan kepercayaan (measure of increased belief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala E.
MD(H,E)              :              Ukuran kenaikan ketidakpercayaan (measure of increased disbelief) terhadap hipotesis  H yang dipengaruhi oleh gejala E.
Dengan menggali dari hasil wawancara dengan pakar, nilai CF (Rule) didapat dari interpretasi dari pakar menjadi nilai CF tertentu dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini (Budhi, 2008):
Tabel 1. Interpretasi Nilai CF
Uncertain Term
CF
Tidak
0.2
Mungkin Tidak
0.4
Mungkin Ya
0.6
Hampir Pasti Ya
0.8
Pasti Ya
1.0

Contoh: “Bila siswa melakukan tidakan kriminal dan sering membolos dan nilai akademik dibawah standar, maka ‘Hampir Pasti’ siswa tersebut bermasalah”.
Rule :
IF              gejala1              = melakukan tidakan kriminal
AND              gejala2              = sering membolos
AND              gejala3              = nilai akademik dibawah standar
THEN siswa              = bermasalah              (CF = 0.8)
1.       Menentukan CF Paralel
CF paralel merupakan CF yang diperoleh dari beberapa premis pada sebuah aturan. Besarnya CF sequensial dipengaruhi oleh CF user untuk masing-masing premis dan operator dari premis. Rumus untuk masing-masing operator dapat dilihat (Kusrini, 2008):
CF(x dan y)  = min (CF(x),CF(y)) ....              (2)
CF(x atau y) = max (CF(x),CF(y)) ...              (3)
CF(tidakx)               = – CF(x) ......................              (4)
2.       Menentukan CF Sequensial
Bentuk dasar rumus Certainty factor sebuah aturan jika E maka H ditujukan oleh rumus (Kusrini,2008) :
CF (H,e) = CF (E,e) * CF(H,E) ........ (5)
Dimana :
CF (E,e)              : Certainty factor evidence E yang dipengaruhi oleh evidence e
CF(H,E)              :              Certainty factor hipotesis dengan asumsi evidence diketahui dengan pasti, yaitu ketika CF(E,e) = 1
CF (H,e)              :              Certainty factor hipotesis yang dipengaruhi oleh evidence e
Jika semua evidence pada antecendent diketahui dengan pasti, maka rumusnya ditujukan oleh rumus :
CF(H,e) = CF(H.E) ………………. (6)
3.       Menentukan CF Gabungan
CF gabungan merupakan CF akhir dari sebuah calon konklusi. CF ini dipengaruhi oleh semua CF paralel dari aturan yang menghasilkan konklusi tersebut. CF gabungan diperlukan jika suatu konklusi diperoleh dari beberapa aturan sekaligus. CF akhir dari satu aturan dengan aturan lain digabungkan untuk mendapatkan nilai CF akhir bagi calon konklusi tersebut menggunakan rumus (Kusrini,2008) :
a.    untuk CF(x) > 0 dan CF(y) > 0
…….              (7)
b.   untuk salah satu (CF(x),CF(y)) < 0
  ............              (8)
c.    untuk CF(x) < 0 dan CF(y) < 0
…..              (9)

Certainty Factor dalam Monitoring Siswa Bermasalah
Siswa yang termasuk dalam kategori siswa bermasalah tidak hanya dilihat dari individu seorang siswa yang melakukan pelanggaran ataupun dari nilai akademik seorang siswa, tetapi juga ada faktor eksternal diluar siswa yang mempengaruhi terjadinya penyimpangan misalnya keluarga, lingkungan, pergaulan serta pengalaman hidup siswa. Ketiga faktor inilah yang menjadi kriteria dalam menentukan siswa yang termasuk dalam kategori bermasalah. Masing-masing item dari ketiga faktor ini mempunyai nilai CF yang menentukan seberapa besar faktor tersebut mempengaruhi siswa yang bermasalah. Dengan menghitung nilai CF dari item setiap kriteria, akan didapatkan nilai CF dari ketiga kriteria tersebut yaitu nilai CF akademik, pelanggaran siswa dan profil siswa. Ketiga nilai CF kriteria tersebut dihitung sehingga akan mendapatkan nilai CF akhir atau nilai CF kombinasi yang menghasilkan konklusi mengenai siswa yang bermasalah.

Dokumen Flow
Dokumen flow dari sistem monitoring yang ada dimulai dengan merekap data pelanggaran ke buku induk pelanggaran siswa dan kemudian menghitung akumulasi poin pelanggaran yang diperoleh. Dari hasil perhitungan poin pelanggaran lalu menentukan siswa yang termasuk kategori bermasalah serta melakukan bimbingan kepada siswa tersebut dan member sanksi sesuai dengan akumulasi poin. Setelah itu pihak BK membuat surat panggilan kepada orang tua dengan tujuan berdiskusi terkait masalah yang dihadapi siswa dan kemudian membuat laporan hasil diskusi dengan orang tua / wali murid.

Gambar 1 Dokumen flow sistem monitoring
SistemFlow
System flow transaksi berfungsi sebagai proses pengolahan data untuk sistem monitoring ini dimana pengguna harus login untuk bias masuk ke dalam menu ini. Proses diawali dengan login dan kemudian akan muncul menu sesuai dengan hak akses pengguna. Di menu ini terdapat menu antara lain transaksi nilai, transaksi pelanggaran, transaksi profil transaksi sanksi dan transaksi SMS.

Gambar 2 System flow Transaksi

System flow monitoring berfungsi sebagai proses pengolahan data siswa bermasalah dimana pengguna harus login terlebih dahulu untuk mengakses menu monitoring. Didalam menu monitoring terdapat proses untuk menentukan siswa bermasalah dengan cara menghitung nilai CF tiap criteria yaitu akademik, pelanggaran dan profil selanjutnya menghitung CF kombinasi untuk menentukan kesimpulan yang sesuai.

Gambar 3 System Flow Monitoring
System flow pembuatan laporan yang berfungsi sebagai proses pelaporan dari data yang telah diolah dimana pengguna harus login terlebih dahulu untuk mengakses menu pembuatan laporan. Didalam menu pembuatan laporan terdapat proses untuk membuat laporan seperti laporan data siswa, laporan data nilai, laporan data akademik, laporan data sanksi serta laporan siswa bermasalah.

Gambar 4 System Flow Pembuatan Laporan
System flow SMS gateway yang berfungsi sebagai proses pengolahan data SMS dimana pengguna harus mendaftar nomornya terlebih dahulu untuk meminta request data, jika keyword  yang dikirimkan salah maka request tidak dapat diproses.

Gambar 6 System Flow SMS Gateway

Context Diagram
Context Diagram merupakan pengembangan proses yang tertinggi dalam tingkatan (level) data flow diagram dan berhubungan dengan beberapa entity yang terlibat langsung dengan pengolahan data dalam sistem yang dibuat. context diagram terdiri dari 6 external entity yaitu bimbingan konseling, wali kelas, guru piket, tata usaha, kepala sekolah dan wali murid.


Gambar 7 Context Diagram Sistem Informasi Monitoring Siswa Bermasalah

DFD level 0
DFD level 0 memebentuk semua aliran proses input dan output yang ada pada context diagram sebelumnya. Tiap-tiap proses tersebut akan membuat hubungan yang saling terkait sehingga membentuk aliran proses yang menggambarkan proses dari sistem informasi monitoring siswa bermasalah DFD level 0 ini yang memiliki 3 proses yaitu maintenance data master, proses transaksi, dan proses pembuatan laporan. Proses-proses yang ada tersebut memiliki 17 data store yaitu siswa, kelas, pegawai, ta, pelanggaran, nilai, trxpelanggaran, trxprofil, siswa bermasalah, inbox, outbox, kontak, profil, matpel, trxsanksi, sanksi dan kesimpulan.

Gambar 8 DFD Level 0 Sistem Informasi Monitoring Siswa Bermasalah

CDM

Gambar 9 CDM Sistem Informasi Monitoring Siswa Bermasalah



PDM

Gambar 10 PDM Sistem Informasi Monitoring Siswa Bermasalah
IMPLEMENTASI


Gambar 11 Form Transaksi Nilai Siswa

Gambar 12 Form Transaksi Pelanggaran Siswa

Gambar 13 Form Transaksi Profil Siswa
OUTPUT APLIKASI
Halaman monitoring siswa bermasalah berfungsi untuk melihat informasi dan memonitoring kondisi siswa yang termasuk dalam kategori siswa bermasalah atau tidak.

Gambar 14 Monitoring Siswa Bermasalah

Informasi lain yang ditampilkan pada halaman ini adalah grafik jumlah siswa kategori bermasalah dan tidak bermasalah, serta detail grafik jumlah siswa dari tiap kategori permasalahan yaitu permasalahan ringan, sedang, berat dan sangat berat.

Gambar 15 Monitoring Siswa per Kelas


Gambar 16 Grafik Perkembangan Siswa



KESIMPULAN
Berikut ini beberapa kesimpulan dari implementasi dan penelitian yang telah dibuat :
1.       Berdasarkan evaluasi sistem dalam uji coba dan angket yang dilakukan, dihasilkan aplikasi monitoring siswa bermasalah yang mampu digunakan di SMP/SMA Negeri 2 Trenggalek, sekaligus menghasilkan laporan sesuai dengan hasil monitoring berdasarkan kriteria yang ada.
2.       Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa metode Certainty Factor dapat diterapkan ke dalam aplikasi monitoring siswa bermasalah.

SARAN
Untuk pengembangan lebih lanjut dari sistem ini dapat diberikan saran-saran yang berguna untuk pemikiran maupun implementasinya.
1.       Dengan beragamnya kondisi yang terjadi di lapangan serta kompleksitas permasalahan siswa, aplikasi dapat dikembangkan dengan menambahkan beberapa kriteria lain yaitu absensi/kehadiran sehingga proses monitoring bisa menghasilkan kesimpulan yang lebih akurat
2.       Melihat informasi yang diperlukan semakin banyak, aplikasi dapat dikembangkan dengan mengintegrasikan aplikasi monitoring dengan sistem lain seperti sistem informasi akademik, e-learning, forum siswa atau web portal sekolah sehingga dapat menghasilkan sistem informasi yang lebih bermanfaat.






DAFTAR PUSTAKA
Budhi, Gregorius S. dan Intan, Rolly. 2008. Penerapan Probabilitas Penggunaan Fakta guna menentukan Certainty Factor sebuah Rule pada Rule Base Expert System. UK Petra Surabaya jurusan Teknik Informatika. Surabaya.
Mustaqim, dkk. 2003. Psikologi Pendidikan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Rusyani, R. Tabrani. 1997. Manajemen Pendidikan, Media Pustaka. Bandung
Tampubolon, Robert. 2005. Risk and System-Based Internal Audit. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Tan, Anton. 2010. Becoming The Best Salespeople. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Wahidin. 2010. Aplikasi SMS dengan PHP untuk orang awam. Maxikom. Palembang.
Whitten, Jeffery L. 2004. Metode Desain Dan Analisis Sistem. Andi. Yogyakarta.


2 komentar: